Ahad, 4 Julai 2010

Azan bergema

(petikan Fiqh Sirah - Muhammad Al-Ghazali)

Kalimat-kalimat agung yang membelah angkasa ini menyebarkan perasaan takut di hati "syaitan-syaitan" sehingga terpaksa lari menjauhkan diri, atau pulang kembali sebagai orang-orang beriman.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)
Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Suara kebenaran yang mengingatkan manusia kepada tujuan utama hidupnya, dan mengingatkan kepada kehidupan akhirat kelak setelah dia mati. Betapa banyak manusia disesatkan oleh tujuan-tujuan kecil hingga dia hidup merangkak di muka bumi bagaikan binatang buas. Mereka menumpahkan seluruh perhatiannya kepada soal-soal keduniaan dan membenamkan diri dalam usaha mengejarnya, sehingga seluruh fikiran dan perasaannya dikuasai olehnya. Orang-orang seperti itu akan mati dibunuh oleh kesedihan bila tak berhasil meraih dunia, dan akan mati dibunuh oleh kegembiraannya bila dapat meraih sebanyak-banyaknya. Orang yang demikian itu tidak merasa rugi dan tidak merasa hina menghabiskan hidupnya untuk soal-soal yang fana dan tidak berharga...

Suara kebenaran yang mengumandangkan di angkasa ini mengeluarkan manusia dari timbunan kegelapan dan menyebarkan perasaan takut kepada sesuatu yang selama ini dilupakan, iaitu Pencipta segala yang ada, Penguasa alam semesta.

Asyhadu an laa ilaaha illa Allah!.. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah!
(Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah... Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah)

Hancurlah segala yang dianggap sebagai sekutu Allah oleh manusia yang selama ini tunduk kepada angan-angannya sendiri dan membangga-banggakan sesuatu yang tidak ada ertinya sama sekali, mengimpikan kebaikan dari sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat apa pun jua bagi dirinya sendiri, dan menanti-nantikan pertolongan dari sesuatu yang tidak dapat membela dirinya sendiri walaupun hanya dari serangan seekor lalat!

Apa guna menenggelamkan diri di dalam soal-soal yang sia-sia itu? Selama ini, kaum musyrikin mempersekutukan Allah dengan beberapa jenis ciptaanNya, malah ada pula yang memandang ciptaan Allah sebagai tuhan-tuhan yang harus disembah. Lain halnya dengan kaum muslimin, mereka tidak mengenal Tuhan selain Allah dan tidak memandang ada pelindung selain Allah.

Tauhid yang mutlak adalah cara satu-satunya untuk mencapai tujuan yang diingini manusia...

Akan tetapi siapakah yang patut dijadikan teladan? Siapakah pemimpin yang membimbing manusia ke jalan yang benar itu? Siapakah perintis yang menunjukkan jalan ke arah itu? Muazzin (Bilal) menyebutkan jawapan atas semua pertanyaan tersebut, iaitu:-

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah..! Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah..!
(Aku bersaksi bahawa Muhammad adalah utusan Allah.. Aku bersaksi bahawa Muhammad adalah utusan Allah..)

Peri kehidupan manusia yang mulia ini merupakan teladan paling sempurna bagi setiap manusia yang menghendaki kehidupan yang benar. Muhammad s.a.w. adalah manusia, jalan hidup yang ditempuhnya mencerminkan akhlak luhur seorang yang hidup menghayati kebenaran untuk kebenaran.

Muazzin (Bilal) mengingatkan setiap manusia yang berfikir sihat supaya dengan gembira menerima kebajikan, supaya giat berusaha memperoleh keredhaan Allah yang mengatur semua urusan hidupnya dan melimpahkan kurnia nikmat kepadanya. Oleh itu, muazzin (Bilal) pertama-tama mendorong manusia supaya menunaikan ibadah yang paling mudah dan paling ringan, iaitu:-

Hayya 'alash solah! .. Hayya 'alash solah..!
(Tegakkanlah solat.. Tengakkanlah solat)

Pada saat orang menunaikan solat, dia berada dalam keheningan, meninggalkan hiruk-pikuk keduniaan. Pada saat-saat itulah manusia yang telah berbuat kekeliruan dan kesalahan kembali kepada kebenaran. Pada detik-detik itulah manusia sepenuhnya tunduk berserah diri kepada Allah, sebagaimana yang harus dilakukan setiap dia menghadapi ronrongan nafsu (hasutan nafsu)... detik-detik di mana dia hanya memikirkan urusan dirinya sendiri di hadapan Allah s.w.t. Singkatnya (secara ringkas)ialah detik-detik di mana manusia mengharapkan pertolongan dan petunjuk dari Allah, Tuhannya.

Betapa butuhnya (perlunya) manusia kepada petunjuk Allah agar dia tidak menjadi manusia congkak (sombong), dan betapa pula butuhnya (perlunya) dia kepada pertolongan Allah, agar dirinya tidak menjadi lemah dan tak berdaya. Pada akhirnya, dia sanggup memberi dorongan kepada orang lain agar jangan sampai mengalami kegagalan dan kekecewaan dalam semua urusan yang dihadapinya.

Kekecewaan akan terjadi bila orang merasa bahawa jerih payah usahanya hilang sia-sia disebabkan oleh suatu tindakan yang keliru, baik keliru dalam hal pelaksanaannya maupun keliru dalam hal maksud dan tujuannya.. Untuk mencegah terjadinya kekecewaan, muazzin (Bilal) memperingatkan manusia dengan seruannya:

Hayya 'alal falaah..! Hayya 'alal falaah!
(Tegakkanlah kejayaan.. Tegakkanlah kejayaan)

Orang yang melakukan pekerjaan dengan cara yang benar dan disertai niat yang benar pula, dia telah berhasil dan berjaya dalam pekerjaannya itu, walaupun hanya mengenai soal keduniaan belaka. Tidakkah Allah telah mengajar NabiNya supaya mengerjakan urusan hidupnya berdasarkan niat ikhlas semata-mata tertuju kepada Allah, sebagaimana dia melakukan ibadah dan solat?!

Firman Allah dalam Surah Al-An'am ayat 162-163: "Katakanlah: Sesungguhnya solatku, ibadatku, hidupku dan matiku, semata-mata hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya, dan itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama yang berserah diri kepada Allah."

Tidak ada jalan ke arah itu selain harus memandang kecil semua tujuan yang bukan Allah, dan harus tetap meyakini keesaan (Tauhid Allah selama-lamanya).

Setelah itu muazzin (Bilal) mengulang kembali tujuan yang diserukan, iaitu:

Allahu Akbar! Allahu Akbar! (Allah Maha Besar.. Allah Maha Besar..)
La ilaaha illa Allah! (Tiada Tuhan selain Allah..)

Kalimat-kalimat yang dikumandangkan dalam azan mencerminkan tujuan yang sangat jelas dan paling menonjol dari Risalah Agung yang menghendaki kebaikan dan perbaikan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan